Jakarta-Divisinews.com//, — Munculnya dugaan upaya pelemahan terhadap Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung RI, Dr. Febrie Adriansyah, menuai reaksi keras dari sejumlah aktivis dan tokoh pemuda asal Sumatera Utara. Mereka menilai pelaporan terhadap Febrie ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sarat akan kepentingan terselubung yang diduga berasal dari kelompok mafia dan koruptor yang terganggu atas gebrakan penegakan hukum yang dilakukan Jampidsus.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum Jaringan Pergerakan Masyarakat Bawah (JAGA MARWAH), Edison Tamba, dalam aksi damai yang digelar di depan Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta.
“Kami datang dari Sumut untuk memberikan dukungan moral dan semangat kepada Jampidsus RI, Dr. Febrie Adriansyah, yang sedang dilaporkan ke KPK atas kasus yang kami duga direkayasa,” ujar Edison Tamba dalam orasinya.
Aktivis yang akrab disapa Edoy tersebut menilai, sosok Dr. Febrie merupakan anugerah dari Allah SWT bagi bangsa Indonesia dalam penegakan hukum, khususnya dalam kasus korupsi di sektor sumber daya alam. Di bawah kepemimpinan Febrie, Kejagung berhasil mengusut sejumlah skandal besar seperti Jiwasraya, Asabri, kasus BTS, jalan tol MBZ, serta tambang timah yang melibatkan Harvey Moeis Cs.
“Ini bukan sekadar prestasi, ini kontribusi nyata yang menyelamatkan ratusan triliun keuangan negara,” tegasnya.
Edoy juga mengingatkan KPK agar tidak mudah terprovokasi atau menjadi alat bagi pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan institusi penegak hukum lainnya.
“KPK harus tegas dan tidak tunduk pada intervensi yang berbau pesanan. Jika perlu, kami siap turunkan massa lebih besar demi menjaga marwah penegakan hukum di negeri ini,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Kejaksaan RI, Prof. Dr. Pujiyono Suwadi, telah menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan dan klarifikasi terhadap Dr. Febrie Adriansyah. Hasilnya, tidak ditemukan adanya pelanggaran dalam pelaksanaan tugasnya sebagai Jampidsus.
“Komjak sudah memeriksa yang bersangkutan dan tidak ditemukan pelanggaran. Justru ini adalah bentuk reaksi dari pihak-pihak yang terganggu dengan keberanian Kejagung dalam mengusut kasus korupsi besar,” ujar Pujiyono.
Senada dengan itu, Dr. Febrie Adriansyah menilai pelaporan terhadap dirinya sebagai bentuk serangan balik.
“Semakin besar perkara yang diungkap, semakin besar pula serangan baliknya. Itu hal biasa,” katanya kepada wartawan.
Diketahui, Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi yang terdiri dari IPW, KSST, MAKI, dan Tim Pembela Demokrasi Indonesia melaporkan Febrie Adriansyah ke KPK atas empat dugaan tindak pidana. Namun, hingga kini tuduhan tersebut belum terbukti, dan hasil pemeriksaan Komisi Kejaksaan menyatakan tidak ada pelanggaran dalam pelaksanaan tugasnya.
Tim