Divisinews.com, Lebak – Keputusan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lebak yang mengalokasikan anggaran sebesar Rp8 miliar untuk merevitalisasi alun-alun kota Rangkasbitung menuai sorotan tajam dari masyarakat. Di tengah kerusakan parah sejumlah ruas jalan poros kabupaten, kebijakan tersebut dinilai tak berpihak pada kebutuhan mendesak warga.
Keluhan datang dari berbagai elemen masyarakat yang mempertanyakan prioritas pembangunan Pemda di bawah kepemimpinan Bupati Hasbi Asyidiki Jayabaya dan Wakil Bupati Amir Hamzah. Pasalnya, dalam debat publik saat kampanye yang disiarkan di Kompas TV, pasangan ini berjanji akan mengutamakan pembangunan infrastruktur jalan demi meningkatkan roda perekonomian daerah.
Namun kenyataannya, hingga lebih dari seratus hari masa kerja berjalan, belum terlihat langkah konkret dalam perbaikan jalan poros kabupaten yang rusak parah di berbagai titik—salah satunya ruas Leuwidamar. Bahkan, warga setempat terpaksa bergotong royong memperbaiki jalan secara swadaya.
Jek, salah satu tokoh pemuda setempat, menyampaikan kekecewaannya kepada awak media melalui pesan WhatsApp, Kamis (17/4/2025).
“Bang, ini media Lebak pada ke mana? Jalan poros kabupaten rusak parah, tapi kok gak ada yang angkat isu ini,” ujarnya kesal.
Ia juga mengkritisi janji politik sang Bupati.
“Waktu debat di TV katanya mau utamakan jalan. Sekarang malah bangun alun-alun. Ini janji politik apa cuma omongan kosong?” tegasnya.
Menurut Jek, anggaran sebesar Rp8 miliar seharusnya bisa dialokasikan untuk memperbaiki jalan rusak di berbagai titik, ketimbang membangun ulang alun-alun yang dinilai tidak terlalu penting.
Keluhan serupa disampaikan Ketua LSM GMBI Distrik Lebak, Ade Surnaga alias King Naga.
“Saya paham kekecewaan masyarakat. Pemerintah seharusnya lebih mengutamakan perbaikan jalan poros kabupaten, bukan merevitalisasi alun-alun. Itu bukan prioritas saat ini,” pungkasnya.
Masyarakat berharap Pemkab Lebak segera merevisi prioritas pembangunan dan menepati janji kampanye demi kepentingan publik yang lebih luas.