Sekda menyampaikan, secara tupoksi Setda lebih banyak melakukan koordinasi. Maka dari itu, dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dengan semua pihak, bahkan dimulai dari proses perencanaan program-program kerjanya.
“Beri masukan, saran bagaimana supaya Renstra maupun Renja Setda lebih tajam dari sisi capaian kinerja dan ujungnya nanti dalam implementasinya. Harapan kami, lebih mudah kita laksanakan, sehingga ujungnya nanti juga target-target yang ada di situ bisa kita capai,” jelasnya.
Dengan begitu, perencanaan yang dilakukan tidak muluk-muluk sehingga bisa lebih pas, tepat, aplikatif, serta bisa dicapai.
“Bersamaan pemerintahan baru, Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, kita juga lebih fokus apa yang jadi target dari Bapak Gubernur kita, bagaimana bisa mengakselerasi pencapaian target tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, Eny Rokhisah, Analis Kebijakan Ahli Madya Biro Administrasi Pembangunan Daerah, menjelaskan bahwa forum ini diselenggarakan untuk menyamakan persepsi terkait arah kebijakan strategis pembangunan daerah pada Renstra Setda 2025-2029.
“Kemudian sentralisasi agenda strategis biro-biro lingkup Setda Provinsi Jawa Tengah, dengan SKPD (satuan kerja perangkat daerah) dan stakeholder pemangku kepentingan terkait pada Renstra Setda, serta untuk penajaman agenda program kegiatan pada Renja Setda 2026,” katanya.
Forum ini diikuti oleh 9 biro di lingkungan Setda serta seluruh SKPD dan 200 mitra kerja Setda Jateng, yang terdiri dari mitra rumpun kerja pemerintahan, kesejahteraan rakyat, perekonomian, infrastruktur, dan sumber daya alam. Selain itu, praktisi dan akademisi terkait rumpun kerja juga dilibatkan dalam kegiatan tersebut.
Dok-@(Humas)
