Ruteng-NTT// Divisinews.com – Warga Kampung Lengor, Desa Pong Lengor Kecamatan Rahong Utara, Kabupaten Manggarai digemparkan oleh kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang pria berinisial SA (60), yang disebut-sebut telah mencabuli puluhan ibu rumah tangga (IRT) sejak tahun 2019. Pemerintah Desa Pong Lengor desak warga selesaikan secara hukum.
Jubir para korban Donatus Lori menerangkan, Terduga SA tertangkap basah jumad malam, 5 September 2025 di rumah milik salah satu korban terakhir berinisial ET (55) yang berstatus janda. Setelah kedapatan, Warga giring terduga SA ke rumah adat setempat, lalu menghubungi Kepala Desa Pong Lengor untuk selesaikan kasus pelecehan ini. Total, sekitar 80 ibu rumah tangga diduga telah menjadi korban aksi bejat pria beristri yang juga sudah memiliki cucu itu.
Salah satu warga, Arnol Dembo, menambahkan bahwa penangkapan dilakukan secara spontan setelah mendengar teriakan dari rumah korban.
“Kami dengar teriakan, kami datang dan temukan SA di dalam rumah. Ada keributan, tapi akhirnya dia dibawa ke Rumah Gendang,” kata Arnol.
Lebih mencengangkan, Zakarias Dandung, tokoh masyarakat lainnya, menyebut bahwa warga sudah lama mencurigai SA. Bahkan, ada dugaan kuat bahwa SA menggunakan “ilmu hitam” atau magic untuk melumpuhkan kesadaran para korbannya.
“95 persen ibu rumah tangga di kampung kami sudah jadi korban. Mereka tidak sadar saat dilecehkan. Ini kejahatan luar biasa,” ungkap Zakarias geram.
Tidak dapat diselesaikan di rumah adat, Kepala Desa dorong warga korban untuk lapor ke pihak Kepolisian. Malam itu juga, jumad 5 September, terduga SA diserahkan ke Polres Manggarai di Ruteng, oleh keluarga korban. Pihak Kepolisian minta korban untuk datang lagi di kantor kepolisian guna mengambil keterangan.
Pada Senin (8/9/2025), puluhan warga bersama para korban mendatangi Polres Manggarai. Mereka dipimpin langsung oleh tokoh adat kampung, Donatus Lori, untuk memberi keterangan dan menuntut kejelasan hukum atas kasus yang dianggap sebagai tragedi moral terbesar di kampung tersebut.
Ironisnya, justru di hari itu, dikabarkan terduga SA sudah dipulangkan oleh pihak Polres, memicu kekecewaan warga korban.
“Kami kecewa, SA sudah dipulangkan. Kami datang ingin memberikan keterangan sesuai permintaan kepolisian, tapi pelaku malah dipulangkan,” tegas Donatus kepada wartawan.
Kekhawatiran warga Lengor kini makin memuncak, terlebih setelah kabar bahwa SA tidak lagi ditahan oleh kepolisian. Upaya media untuk mengonfirmasi ke bagian Humas Polres Manggarai belum membuahkan hasil karena petugas tak berada di tempat.
Warga mendesak agar pihak kepolisian segera menangkap kembali SA sebelum situasi di kampung memanas.
“Ini menyangkut keselamatan mental dan fisik ibu-ibu kami. Kalau aparat lambat, kami khawatir warga bisa bertindak sendiri dan memicu munculnya persoalan baru,” ungkap Donatus geram.
Donatus berharap pihak kepolisian segera ambil langkah selanjutnya, olah TKP yang sesuai rencana beberapa hari ke depan.
“Kami tunggu di kampung untuk olah TKP,” pungkas Donatus sambil beranjak ke mobil pulang kampung.
Hingga saat ini proses hukum terhadap terduga sedang berjalan.