Panyabungan DivisiNews.Com..Hari ini, tepatnya 21 Maret 2025 periode Kepemimpinan Bupati Mandaling Natal H.M Sukhairi dan Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution akan berakhir. Namun di penghujung usia kepemimpinan mereka, mendapatkan penilaian buruk dari sejumlah aktivis pemuda dan mahasiswa Madina.
“Kita merekam potret kepemimpinan Sukhairi-Atika semenjak dilantik pada 22 Juli 2021 sampai hari ini secara objektif, kritis, proporsional dengan kaedah keilmuan, akhirnya kita memberikan Raport Merah atas kegagalan Bupati H.M Ja’far Sukhairi Nasution .” tegas Ketua DPD KNPI Kab Madina Khairil Amri Nasution bersama Ketua Panitia FGD Ahmad Sarqawi dan pengurus Awaluddin, Adian Ricky Nugraha dalam konfrensi pers (Jumat dini hari, 21/5) di salah satu cafe lintas timur Panyabungan.
Disebutkan, evaluasi kinerja pemerintahan secara ilmiah dan kritis mereka ini dengan merujuk data autentik dan fakta akurat tentang catatan, konsistensi, statement, kebijakan program, janji politik Sukhairi- Atika bahwa selama mereka menjabat dinilai gagal dan tidak mampu merealisasikan janji kampanye dan visi-misi mereka secara secara sistematis dan terukur. “Harapan masyarakat Madina akan adanya era baru, era perubahan seperti jargon yang digaungkan pasangan SUKA tsb ternyata masih jauh panggang dari api dan telah memantik kekecewaan masyarakat Madina secara luas dan mendalam” sebutnya.
Ditambahkan, selama hampir 4 tahun kepemimpinan Sukhairi-Atika dinilai tidak mampu menyelesaikan berbagai permasalahan seperti pemberantasan KKN, tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), masalah pendidikan, infrastruktur, pertanian, kesehatan, y agama, adat, sosial budaya, menekan angka kemiskinan, lingkungan hidup, dan meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kab Madina di tingkat Sumut.
“Tidak ada indikator yang jelas untuk mengukur keadaan Madina yang mandiri, kompetitif, berkeadilan, bermartabat seperti visi Bupati Madina. Tidak ada era perubahan yang berarti. Toh sebaliknya Madina menjadi ladang suburnya aktivitas tambang illegal dan ganja, dan menjamurnya praktek KKN. Kemudian angka kemiskinan tetap tinggi, pengangguran terus bertambah, kasus stunting, kasus KKN PPPK TA 2023, banyaknya pejabat yang tersandung kasus hukum, meritokrasi yang “lips service”, banyaknya janji-janji politik yang tidak terlaksana menambah deretan panjang daftar kegagalan Sukhairi ” tandas mantan Ketua Umum PC PMII Kab Madina ini
Terkait misi Sapta Cipta/Pitu Poda dan tagline Madina Bersyukur-Madina berbenah, KNPI menganalisis tidak ada upaya konkrit dan langkah serius berupa gebrakan baru yang dilakukan oleh Sukhairi-Atika untuk mewujudkan visi-misi tsb dalam tataran operasional berbentuk program prioritas. “Kita melihat tak ada satupun gebrakan baru dan program prioritas untuk mewujudkan visi misi Bupati. Ntah dimana letaknya era baru dan apa yang berubah tsb, apa yang harus disyukuri dan dibenahi oleh pemerintah SUKA, dimana letak kemandirian Madina, daya saing daerah (kompetitif), bermartabat dan berkeadilan? Ternyata hasilnya nihil alias zonk” ujarnya
Evaluasi kinerja pemerintahan Sukhairi-Atika di akhir priode mereka, jelas Khairil merupakan gerakan moral sebagai respon dan kepedulian kaum pemuda Madina atas ketidakberesan Sukhairi-Atika dalam memimpin Kab Madina dan rapot merah ini merupakan hasil kesimpulan akhir FGD (Focus Grup Discussion) KNPI dengan tajuk Akhir Kepemimpinan Sukhairi-Atika: Antara Cita dan Fakta yang digelar beberapa waktu yang lalu. “Madina sedang tidak baik baik saja dimasa pemerintahan Sukhairi-Atika. Kita melihat Kab Madina bukan hanya jalan di tempat tapi stagnan. Sukhairi bukanlah pemimpin solutif yang mampu menyelesaikan persoalan Madina. Tapi dia adalah type pemimpin seribu janji, minim realisasi” ujarnya.
Sedangkan Ketua Panitia FGD, Ahmad Sarqawi menambahkan, penataan wajah Ibukota Kab Madina Kota Panyabungan juga tidak pernah tersentuh baik dalam penataan kesemrawutan, kekumuhan dan banjir. Yang ada hanya tulisan nama taman kota Panyabungan berubah nama menjadi alun-alun, dan setelah dilakukan rehab hasilnya tambah runyam. Penataan kota Panyabungan, terlihat belum layak menjadi Ibukota Kabupaten, tapi hanya terkesan hanya sekelas ibu kota kecamatan” ulasnya.
Analisa KNPI, ulas Sarqawi yang juga duduk sebagai Ketua PC Sapma PP ini bahwa pemerintahan Sukhari harus diakui tidak memenuhi harapan masyarakat luas dan kepuasan publik terkait implementasi janji kampanye dan visi misi mereka.
Analisis KNPI juga, tak ada warisan karya dan kebijakan (legacy) monumental yang diwariskan oleh Sukhari untuk Kab Madina yang patut dikenang dan dijadikan sebuah prestasi gemilang.
IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kab Madina juga masih rendah dibandingkan 33 Kab/Kota se Sumut. Data dari BPS Sumut, tahun 2024 IPM Madina hanya 73,44 dan menduduki peringkat ke 4 terendah untuk wilayah Tabagsel yang hanya terdiri dari 5 Kab/Kota. Untuk wilayah Sumut, Kab Madina menempati urutan ke 9 terendah.
Untuk UHC atau BPJS Gratis, Kab Madina di tahun 2025 juga masih rendah dan belum mencapai target UHC minimum 95 persen se Sumut
“Sangat berdasar, akhirnya KNPI Kab Madina memberikan Raport Merah atas kegagalan Pemerintahan Sukhairi disertai ungkapan duka mendalam ‘suul khotimah” di penghujung usia priode mereka. Sukhairi telah menamatkan karir politiknya dengan catatan buruk sebagai Bupati dan dicap gagal oleh masyarakat. Kita memberikan nilai D dengan score 40-54 dari 100 kepada Sukhairi” tegas Ahmad Sarqawi Nasution yang diaminkan oleh pengurus lainnya.
Diakhir Konfrensi pers, KNPI menyebutkan akan menyampaikan hasil FGD berupa Raport Merah Sukhairi Atika kepada Pemerintahan Baru Madina dibawah kepemimpinan Saifullah Nasution dalam bentuk buku dan rekomendasi pokok fikiran serta sejumlah instansi terkait. Selain itu KNPI akan mensosialisasikan kepada masyarakat luas dengan menyebarkan spanduk, baliho dan ribuan selebaran Raport Merah ini di sejumlah titik di seluruh kecamatan se Kab Madina
(Magrifatulloh).