Divisinews.com, Sambas, Kalbar– Aktivitas pengerukan tanah yang diduga merupakan Galian C ilegal di wilayah Sungai Toman, Kecamatan Salatiga, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, mulai menimbulkan keresahan di kalangan warga dan pengguna jalan. Hasil pantauan tim media pada Minggu, 20 April 2025, menunjukkan adanya aktivitas pengangkutan tanah menggunakan lebih dari 40 armada truk.
Diduga, pengerukan tersebut tidak mengantongi izin resmi dari pihak berwenang. Warga sekitar mengeluhkan dampak langsung yang dirasakan akibat aktivitas ini, terutama terkait dengan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keresahannya kepada awak media. Ia menuturkan bahwa para sopir truk kerap melaju dengan kecepatan tinggi, baik dalam kondisi muatan penuh maupun kosong. Hal ini dinilai sangat membahayakan karena kondisi jalan yang sempit, yang bahkan untuk dua kendaraan berpapasan saja harus saling menepi.
“Para sopir truk seperti tidak peduli dengan keselamatan orang lain. Padahal banyak warga yang juga melintas di jalan ini,” ujar warga tersebut.
Ia juga menambahkan bahwa saat musim kemarau, debu yang ditimbulkan sangat mengganggu pernapasan dan kebersihan lingkungan. Sementara saat hujan, jalan menjadi licin akibat tumpahan tanah dari truk-truk pengangkut, yang dapat membahayakan pengendara, khususnya pengendara roda dua.
“Kami minta aparat desa, camat, dan penegak hukum segera turun tangan. Kalau perlu hentikan aktivitas ini sebelum terjadi kecelakaan,” lanjutnya.
Warga berharap adanya tindakan nyata dari pemerintah dan aparat terkait, agar aktivitas tersebut segera dihentikan apabila terbukti tidak memiliki izin resmi. Kegiatan yang mengabaikan keselamatan dan kenyamanan masyarakat dinilai tidak bisa dibiarkan berlarut-larut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak media sementara mengusahakan konfirmasi kepada pihak terkait.
