divisinews.com // PASURUAN – menyoroti dugaan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi Puskesmas Karangrejo, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, yang dikerjakan secara asal-asalan, tidak sesuai standar teknis, dan mengindikasikan bahwa pelaksana, CV Cahya Grafika, lebih mengutamakan keuntungan daripada kualitas bangunan.
Penggunaan batu koral untuk bahan cor dinilai terlalu kecil dan tidak layak untuk cor konstruksi. Seorang anggota LSM menyebut batu yang dipakai “seperti batu hiasan kolam,” bukan standar tiga lima yang biasa digunakan untuk cor
Penggunaan semen merek Indocement yang menurut narasumber (LSM) Heri Suropati seharusnya digunakan untuk plesteran dinding, bukan untuk pengecoran yang memerlukan semen berkualitas tinggi
Seorang pekerja di lokasi membenarkan bahwa bahan yang digunakan hanya itu saja dan tidak ada pasir Lumajang untuk campuran pengecoran.Konsultan Pengawas (Perpanjangan Tangan Dinas Kesehatan): Disebutkan jarang hadir di lapangan, terutama saat pengecoran tulangan badan bangunan.
Pelaksana dari Rekanan (CV Cahya Grafika): Pekerja mengaku pelaksana jarang datang memberikan arahan teknis. Pekerjaan proyek berjalan tanpa pengawasan teknis penuh
Nilai proyek Rp 198.800.000,00.Sumber Dana: DBHCHT Dinas Kesehatan Kabupaten PasuruanLokasi: Puskesmas Karangrejo, Kecamatan Purwosari.Diduga: Proyek bernomor PPK3/2.316/424.072/2025
29 Oktober 2025 LSM Suropati (Heri): Menyoroti pekerjaan yang dikerjakan tanpa standar konstruksi yang benar dan mempertanyakan integritas CV Cahya Grafika yang diduga mencari untung besar.
Upaya Konfirmasi: Media mencoba mengonfirmasi kepada inisial Adt (diduga pelaksana) melalui WhatsApp, yang membenarkan bahwa proyek tersebut “punyae Cahyo” (inisial Cah selaku pemborong). Namun, Adt tidak memberikan respon saat ditanya mengenai kelaikan bahan, yang menambah tanda tanya terkait transparansi.
Tim media menyatakan akan terus berupaya mengonfirmasi kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan PPTK Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan untuk mendapatkan keterangan resmi.
Indikasi utama dalam ini adalah lemahnya pengawasan dari dinas terkait dan penggunaan bahan yang tidak sesuai spesifikasi teknis, berpotensi mengurangi kualitas dan ketahanan bangunan kesehatan publik.















