“EDUKASI THAHARAH JADI WADAH ANAK-ANAK HUTAPUNGKUT JULU BELAJAR WUDHU DAN TAYAMMUM DENGAN CARA MENYENANGKAN”
Hutapungkut Julu, 31 Juli 2025 – Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Al-Ikhsaniyyah di Desa Hutapungkut Julu dipenuh dengan canda tawa, semangat, dan keceriaan anak-anak ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) 52 STAIN Mandailing Natal menggelar program edukasi thaharah. Program yang dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2025 ini menjadi bagian penting dari pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, sekaligus wadah pembelajaran yang mengajarkan betapa pentingnya kebersihan diri dalam Islam melalui wudhu dan tayammum.
Para peserta didik telah bersemangat menunggu kehadiran mahasiswa KKN yang datang dengan penuh antusiasme untuk memberikan materi. Tidak seperti pengajaran biasa yang cenderung monoton, edukasi thaharah kali ini dikemas dengan cara sederhana namun penuh kreativitas agar anak-anak lebih mudah memahami.
Mahasiswa membagi peran sesuai dengan bidang masing-masing, sehingga kegiatan berjalan sistematis dan menyenangkan. Kholilah dan Leli Safitri mahasiswa KKN 52 tampil di awal dengan menyampaikan materi tentang wudhu. Mereka menjelaskan dengan runtut mulai dari niat, bacaan, hingga tata cara membasuh anggota tubuh. Penjelasan ini disampaikan menggunakan bahasa yang ringan dan dekat dengan dunia anak-anak sehingga mudah diingat dan dipahami.
Setelah itu, giliran Nur Asiah mahasiswa KKN 52 yang membawakan materi tentang tayammum. Ia menjelaskan kapan tayammum dilakukan, apa syarat-syaratnya, dan bagaimana tata cara yang benar. Anak-anak terlihat mendengarkan dengan seksama, beberapa bahkan mengangguk-angguk seolah sudah memahami dengan jelas penjelasan yang diberikan.
https://youtu.be/jOfDNQQvk9o?si=0XRSUYOhg8fPjmJs Video Ice Breaking.
Untuk membuat suasana lebih hidup, mahasiswa KKN menghadirkan metode pembelajaran kreatif berupa ice breaking melalui lagu tentang tata cara berwudhu. Lagu ini sederhana, namun sarat makna, dengan lirik yang menyebutkan langkah-langkah wudhu. Anak-anak dengan cepat mengikutinya, bernyanyi sambil menirukan gerakan-gerakan kecil yang sesuai dengan isi lagu. Tawa riang mereka pecah ketika ada yang salah gerakan, tetapi justru hal itu membuat pembelajaran terasa lebih menyenangkan.
Dari situ terlihat bahwa metode yang kreatif dapat membuat anak-anak lebih cepat mengingat pelajaran, bahkan tanpa terasa mereka sudah hafal urutan tata cara berwudhu dengan baik.
Mahasiswa KKN 52 berharap, setelah terlaksananya edukasi thoharoh ini, anak-anak generasi muda Desa Hutapungkunt dapat mensyucikan dirinya dengan syari’at Agama Islam
(Magrifatulloh).