Divisinews.com//SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., meminta para bupati dan wali kota beserta wakilnya menjaga kekompakan dalam membangun daerah. Sebab, ia menilai, kekompakan menjadi modal utama untuk menyelesaikan berbagai persoalan di daerah.
“Lek kenceng ojo mendahului, lek tajam ojo melukai, let abot dipikul bareng. (Kalau cepat, jangan mendahului. Kalau tajam, jangan melukai. Kalau berat, diangkat bersama,” ucapnya saat memberikan arahan dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jateng Periode 2025-2029 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Senin, 5 Mei 2025.
Sebagai informasi, Murenbang Tingkat Provinsi ini dihadiri oleh 35 Bupati/Wali Kota se-Jawa Tengah berserta para wakilnya.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur menekankan bahwa birokrasi pemerintahan di Jateng adalah birokrasi yang melayani. Saat para kepala daerah berkomunikasi, ia memperbolehkan penggunaan gaya bahasa lapangan, asalkan mereka bisa menyelesaikan masalah.
Sebelum Musrenbang Tingkat Provinsi dilaksanakan, sudah dilakukan Musrenbang Wilayah di 6 Eks Keresidenan di Jateng, yakni Eks Keresidenan Pati, Semarang, Surakarta, Pekalongan, Kedu, dan Banyumas. Berbagai hal yang dibahas dalam Musrenbangwil ini dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembangunan daerah.
Saat ini, Gubernur dan 35 Bupati/Wali Kota beserta wakilnya sudah sepakat dalam penyusunan RPJMD 2025-2029. Pada tahun 2025, semua wilayah harus menggenjot infrastruktur jalan, pendidikan, dan pangan. Selanjutnya pada tahun 2026, semua daerah fokus untuk mewujudkan swasembada pangan. Kemudian pada tahun selanjutnya bakal digenjot sektor pariwisata.
Gubernur menyatakan, semua program yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Guna mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari semua wilayah. Tidak boleh ada ego sektoral, karena antara satu daerah dengan yang lain bisa jadi saling bergantung dan membutuhkan.
Ia mencontohkan, kebutuhan air warga Kota Solo disuplai oleh mata air dari Kabupaten Klaten. Kemudian, kebutuhan pangan di Kota Semarang didukung oleh beras dari wilayah Kendal maupun sekitarnya.
Dok-@(Humas)