Opini Publik, Divisinews.com, Banten— Kita patut berbangga atas kekayaan budaya Banten yang begitu beragam dan memikat. Dari seni pertunjukan Debus yang memacu adrenalin, Tari Cokek yang gemulai, hingga alunan Rampak Bedug yang menggema meriah. Tak hanya itu, Bahasa Sunda Banten yang khas, arsitektur rumah adat Baduy yang penuh filosofi, serta kuliner seperti Sate Bandeng dan Rabeg turut memperkuat identitas budaya yang telah diwariskan turun-temurun.
Namun, di tengah derasnya arus globalisasi, budaya lokal menghadapi tantangan besar. Masifnya pengaruh budaya asing melalui media digital dan gaya hidup modern dapat mengikis minat generasi muda terhadap warisan leluhur mereka sendiri.
Di sinilah urgensi keterlibatan generasi muda menjadi sangat penting. Sebagai pewaris bangsa dan agen perubahan, generasi muda memiliki energi, kreativitas, serta keterampilan digital yang mumpuni untuk menjaga dan mengembangkan budaya Banten agar tetap relevan di zaman modern.
Potensi mereka luar biasa. Bayangkan jika seni Debus dikemas dalam format modern, Tari Cokek dipopulerkan lewat platform media sosial, atau Rampak Bedug dikolaborasikan dengan musik kontemporer. Melalui konten digital berbasis kearifan lokal, promosi budaya di media sosial, serta inisiatif pariwisata budaya yang melibatkan kaum muda, pelestarian budaya bukan hanya mungkin, tetapi juga dapat menjadi daya tarik global.
Tentu saja, tantangan tak bisa dihindari: mulai dari minimnya dukungan, terbatasnya ruang ekspresi, hingga stigma bahwa budaya tradisional itu kuno. Tapi justru hal-hal tersebut harus menjadi pemacu semangat. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan.
Keluarga, sebagai unit pertama pendidikan, berperan dalam menanamkan kecintaan terhadap budaya sejak dini. Sekolah harus menghadirkan pembelajaran budaya yang interaktif dan menarik. Pemerintah daerah perlu merumuskan kebijakan yang pro-kebudayaan serta menyediakan ruang ekspresi kreatif bagi generasi muda. Komunitas budaya juga harus membuka diri dan membina anak muda agar aktif belajar dan berkarya.
Mari kita tumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga jati diri budaya Banten. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, budaya kita tidak hanya akan bertahan, tetapi juga menjadi kekuatan unik yang menginspirasi dunia.
Oleh: Deby Maharaniputri, Angga Rosidin, S.I.P., M.A.P., Zakaria Habib Al-Ra’zie, S.I.P., M.Sos
Program Studi Administrasi Negara, Universitas Pamulang (UNPAM) Kampus Serang