Opini Publik, Divisinews.com, Serang _ Di tengah cepatnya laju perkembangan zaman, masyarakat Indonesia menghadapi perubahan sosial dan ekonomi yang semakin kompleks. Untuk memahami dinamika ini, teori perubahan sosial dari Selo Sumardjan menjadi sangat relevan. Beliau menyatakan bahwa perubahan sosial terjadi ketika ada perubahan dalam struktur sosial dan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam konteks kehidupan ekonomi-sosial, teori ini memberikan kerangka penting untuk memahami bagaimana perubahan nilai dan struktur mempengaruhi realitas sehari-hari masyarakat. Transformasi digital, globalisasi, hingga pergeseran budaya kerja adalah contoh nyata dari perubahan struktural yang memicu perubahan sosial secara luas.
Kita bisa menyaksikan, misalnya, bagaimana kemajuan teknologi menciptakan lapangan kerja baru di sektor digital, namun juga menggantikan pekerjaan tradisional. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai: dari kerja manual menuju kerja berbasis keterampilan digital. Masyarakat kini lebih menghargai efisiensi, inovasi, dan fleksibilitas dibandingkan stabilitas kerja konvensional.
Namun, perubahan ini tidak terjadi tanpa dampak sosial. Ketimpangan akses terhadap pendidikan dan teknologi menimbulkan jurang ekonomi yang semakin dalam. Mereka yang tidak mampu mengikuti arus perubahan, tertinggal dan tersingkir dari sistem ekonomi baru. Di sinilah pentingnya memperhatikan struktur sosial yang adil dan sistem nilai yang inklusif, agar transformasi ekonomi tidak justru melanggengkan ketidaksetaraan.
Selain itu, nilai-nilai baru seperti keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, dan etika dalam berbisnis mulai tumbuh dalam masyarakat. Konsumen kini lebih peduli pada produk ramah lingkungan dan perusahaan yang bertanggung jawab sosial. Ini mencerminkan perubahan nilai yang dapat mengarahkan sistem ekonomi ke arah yang lebih berkelanjutan.
Namun tantangan tetap ada. Banyak sektor masih terpaku pada nilai-nilai lama yang berorientasi pada keuntungan jangka pendek. Jika dibiarkan, ini bisa menghambat perubahan positif dalam struktur sosial-ekonomi. Oleh karena itu, teori Selo Sumardjan mengingatkan bahwa perubahan yang sehat menuntut harmoni antara perubahan struktur sosial dan nilai-nilai masyarakat.
Membangun masyarakat yang adaptif dan adil memerlukan pendekatan yang menyeluruh: kebijakan yang berpihak pada pemerataan, pendidikan yang responsif terhadap perubahan zaman, serta budaya sosial yang mendorong partisipasi dan solidaritas.
Teori Selo Sumardjan bukan sekadar wacana akademik, melainkan alat untuk membaca realita. Ia memberi arah bahwa perubahan sosial dan ekonomi harus saling menguatkan, bukan menciptakan kesenjangan baru. Dengan memahami dan menerapkan pemikiran beliau, kita dapat membentuk masa depan ekonomi-sosial Indonesia yang lebih manusiawi, adil, dan berkelanjutan.
Oleh: Adha Arifana Putra, Angga Rosidin S.I.P., M.A.P , Zakaria Habib Al-Ra’zie, S.IP., M.Sos , Administrasi Negara UNPAM Serang