Example 728x250
BeritaDaerah

Salah Paham Tuntas, Penggarap Parakansalak Lega Setelah Desa dan Camat Turun Tangan

83
×

Salah Paham Tuntas, Penggarap Parakansalak Lega Setelah Desa dan Camat Turun Tangan

Sebarkan artikel ini

Sukabumi, Divisinews.com – Suasana haru sekaligus lega terpancar dari para penggarap lahan Desa Parakansalak, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, setelah polemik pencabutan tanaman di lahan desa akhirnya menemukan titik terang. Permasalahan yang sempat menimbulkan kekecewaan itu dipastikan hanya akibat miskomunikasi dan kini telah diselesaikan secara baik melalui musyawarah.

Polemik bermula saat tanaman cabai dan sejumlah tanaman produktif milik para penggarap dicabut ketika lahan tersebut hendak digunakan untuk program baru desa. Para penggarap yang selama ini menyewa serta mengolah lahan seluas kurang lebih 2.400 meter persegi mengaku terkejut karena pencabutan dilakukan tanpa pemberitahuan langsung.

Example 325x300

Salah seorang penggarap, Dede Supriatman (57), mengatakan bahwa ia awalnya sangat kecewa mengingat tanaman yang baru berusia dua bulan itu memiliki nilai ekonomis cukup besar. Namun setelah digelar dialog antara penggarap, pihak desa, dan unsur terkait, suasana menjadi kondusif.

“Alhamdulillah, ternyata hanya salah paham. Kami sudah diberi penjelasan dengan baik. Sekarang hati saya sudah lega,” ujar Dede saat ditemui di gubuk kecil tempat ia beristirahat.

Dalam proses penyelesaian, Kepala Desa Parakansalak, Rini Mulyani, A.Md., turut hadir memberikan penjelasan. Ia menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan untuk merugikan penggarap. Menurutnya, kejadian ini murni akibat kurangnya komunikasi antara pihak yang akan memanfaatkan lahan dengan para penggarap yang masih aktif mengelolanya.

“Kami tidak ada niat merugikan warga. Ini hanya miss informasi. Yang penting sekarang semuanya sudah jelas dan kami sepakat menyelesaikannya dengan baik,” ungkap Rini.

Penjelasan tersebut membuat para penggarap merasa dihargai dan memahami situasi yang sebenarnya. Mereka menerima klarifikasi tersebut dengan hati lapang.

Kini, kedua belah pihak sepakat menyelesaikan persoalan melalui musyawarah dan semangat kekeluargaan. Para penggarap berharap agar penggunaan lahan ke depan dapat disertai komunikasi yang lebih baik sehingga kesalahpahaman tidak kembali terjadi.

Kesepakatan ini menjadi bukti bahwa dialog terbuka mampu meredakan perbedaan, sekaligus menjaga keharmonisan antara masyarakat dan pemerintah desa.

“Yang penting kita saling menghargai dan terbuka. Alhamdulillah sekarang semuanya sudah jelas,” tutup Dede.

Dengan selesainya polemik ini, para penggarap dapat kembali menjalankan aktivitas mereka, sementara Desa Parakansalak siap melanjutkan program yang telah direncanakan dalam suasana yang lebih kondusif dan harmonis.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *