Sorong, Divisinews.com _ Di tengah gegap gempita pembangunan dan kucuran Dana Otonomi Khusus (Otsus) di Tanah Papua, masih banyak warga asli Papua yang belum merasakan langsung manfaat dana tersebut. Salah satunya adalah Mama Kodey, perempuan Papua yang menggeluti usaha kecil menjual bensin eceran di depan Kampus Universitas Victory, Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya (PBD).
Sudah lebih dari 10 tahun Mama Kodey menjalani usaha ini tanpa pernah menerima bantuan dari pemerintah, termasuk dari dana Otsus yang digelontorkan setiap tahun. Ia bahkan harus mengambil pinjaman koperasi demi tetap bertahan dan menghidupi keluarganya.
“Selama ini, tidak ada bantuan yang saya terima dari pemerintah, padahal dana Otsus itu katanya untuk masyarakat Papua. Tapi saya tidak pernah merasakan,” ungkap Mama Kodey saat ditemui tim media.
Mama Kodey mempertanyakan transparansi dan distribusi dana Otsus yang seharusnya menyentuh rakyat kecil seperti dirinya. Ia berharap pemerintah daerah, baik Kota Sorong maupun Provinsi Papua Barat Daya, dapat lebih memprioritaskan penggunaan dana Otsus untuk mendukung pelaku usaha mikro, khususnya perempuan Papua.
“Uang Otsus itu datang karena sejarah panjang dan penderitaan orang Papua. Sudah banyak nyawa melayang sejak 1961, dan hingga sekarang 2025 pun masih ada yang menjadi korban. Jadi, tolong bantu kami yang berjuang dari bawah,” lanjut Mama Kodey.
Sebagai perempuan Papua, Mama Kodey juga menyampaikan doa dan harapannya kepada generasi muda Papua yang kini memegang tampuk kepemimpinan. Ia mengajak para pemimpin asli Papua untuk benar-benar membangun negeri ini dan memperhatikan rakyat kecil.
“Kami selalu berdoa untuk anak-anak Papua yang jadi pemimpin, semoga bisa bangun negeri ini dengan hati dan cinta kepada rakyat,” tutup Mama Kodey.
